Cara belajar yang PAS

4 02 2009

Ujian nasional dan tes kenaikan kelas sudah menunggu di depan mata. Biar tidak mengecewakan ortu dan orang-orang deket kita, kita kudu nyiapin diri dengan sebaik-baiknya. Satu cara, dan tidak ada yang lain yang lebih efektif kecuali…, ya dengan belajar.

Masalahnya, kita sering menemukan something wrong saat kita belajar. Ada saja alasannya, ya ngantuk lah, mudah lupa lah, susah konsen lah de-el-el yang intinya pelajaran susah masuk ke otak.

Oke, sebelum ngebahas bagaimana cara supaya pelajaran mudah masuk ke otak , kenali dulu pribadi kita. Tahu dong kalau kita dilahirkan berbeda. Tiap orang nggak ada yang sama dari segi fisik, pola fikir, cara merespon dan mempelajari hal baru. Begitu juga saat belajar, tiap individu punya kelebihan dan kekurangan.

Berikut ini adalah cara-cara belajar yang biasa dilakukan oleh para siswa:

1) Ada seorang siswa yang belajar dengan cara membaca keras-keras bahan pelajarannya. Dengan membaca secara keras siswa tersebut dengan memudah mengingat apa yang pernah ia baca. Kerugiannya adalah cara ini mengganggu orang lain / saudara yang juga sedang belajar. Bila terpaksa tidak ada cara lain, maka siswa seperti in harus bisa mengatur segala sesuatunya supaya tidak mengganggu orang lain atau mengalah belajar di tempat lain untuk melakukan cara tersebut.

2) Ada juga siswa yang hanya bisa belajar jika sambil mendenganrkan musik. Biasanya lagu yang diputar adalah lagu-lagu slow. Logikanya, lagu beraliran slow selain tidak terlalu mengganggu konsentrasi juga bisa menenangkan perasaan dan pikiran. Di sisi lain, siswa tersebut merasa “ditemani” dalam belajarnya sehingga tidak cepat merasa bosan. Salah satu gambaran dari cara ini adalah pada saat bagian reffrein lagu (sering disingkat reff yakni bagian lagu yang diulang-ulang) siswa ini menghafal rumus rumus dari pelajaran tertentu. Atau bahkan jika rumusnya terlalu sulit dan membosankan, rumus tersebut bisa dipakai menggantikan lirik lagu kesukaan. Selanjutnya, pada saat ulangan siswa ini akan mudah mengingat kembali apa yang dia pelajari saat menyanyikan lagu itu di dalam hati pada malam sebelumnya.

3) Ada lagi yang belajarnya dengan cara membuat ringkasan, tentunya bukan dengan tujuan sebagai contekan. Bentuknya bisa berupa skema yang mewakili materi berupa cerita atau proses. Bisa juga bentuknya ringkasan poin-poin terinci yang berfungsi seperti kerangka karangan. Waktu membuat ringkasan sendiri sudah merupakan proses pembelajaran karena paling tidak sudah sekali membaca dan menulisnya. Trus, dengan bentuk ringkasan yang praktis bisa dilipat dan dimasukkan ke saku dan bisa dibawa kemana-mana sehingga proses belajarnya bisa dilakukan dimana dan kapan saja. Walaupun cara ini lebih merepotkan karena harus membuat ringkasan lebih dulu, tapi di balik itu proses belajarnya lebih banyak sehingga lebih banyak yang nyangkut di otak.

4) Kebalikan dari cara pertama dan kedua, ada siswa yang butuh ketenangan saat belajar. Jadi siswa tersebut tidak bisa konsentrasi jika ada bunyi-bunyian di sekelilingnya. Dengan keheningan tersebut, dia merasa akan lebih mudah menyerap materi pelajaran.

5) Lain lagi cara belajar kelompok. Ada siswa yang mungkin mempunyai karakter tidak Pe-De-, sehingga sering merasa bingung atau bahkan tidak mudah memahami materi pas belajar. Maka dari itu, dia paling cocok belajar dengan cara kelompok. Nah, dengan cara belajar kelompok, siswa ini bisa bertanya ke teman sesama anggota geng belajar. Semisal diantara anggota geng udah mentok alias nggak bisa mengerjakan sebuah materi pelajaran, salah satu anggotannya akan berkonsultasi pada guru atau minta diajari orang lain. Setelah itu, pengetahuannya ditularkan pada anggota yang lain.

6) Yang paling penting dari semuanya adalah cara belajar rutin. Siswa yang memakai cara ini akan merasa pusing atau nggrambyang jika harus belajar dalam waktu semalaman dan beban pelajaran yang dihafal buanyak banget. Carany yaitu elajar tiap hari, minimal membaca pelajaran yang baru didapat pada hari itu. Waktu belajarnyapun tidak harus banyak, kurang lebih satu jam. Dengan cara belajar rutin, kadang tidak perlu lagi belajar pada malam hari sebelum tes dengan alasan untuk refreshing alias menenangkan otak. Alasan ini akan menjadi kuat bila dikhawatirkan akan mengantuk dan susahnya berkonsentrasi dalam menjawab soal-soal setelah belajar semalaman.

Dari beberapa poin tentang cara belajar di atas, mana yang paling sering kamu pakai? Jika mau berpikir positif dan berkata jujur, cara yang terakhir disebutkan adalah yang paling efektif. Mau tahu alasannya? Ada beberapa pendidik yang mengumpamakan (mohon maaf sebelumya) otak manusia seperti botol. Kita tahu bahwa ada botol yang lobang atasnya besar seperti botol obat syrup, dan ini sebagai perumpamaan bagi otak yang encer dan jenius. Sedang otak yang bebal atau kurang jenius diumpamakan seperti botol yang lobangnya kecil, contohnya botol minyak angin (cap kampak-misalnya). Dengan cara belajar yang mendadak menjelang tes dan langsung mempelajari banyak materi akan seperti usaha menuangkan air dalam gayung serta-merta dan sekaligus ke dalam botol-botol tersebut. Apa yang terjadi? Botol dengan lobang besar akan dapat menampung air dengan jumlah yang lumayan, sedang botol dengan lobang kecil apa yang didapat? Barangkali hanya satu atau hanya dua tetes. Kembali pada kejujuran kita untuk menyadari keadaan kita masing-masing, kita termasuk dalam perumpamaan yang mana?

Bandingkan jika perumpamaan menuangkan air dari gayungnya dilakukan pelan-pelan dan sedikit demi sedikit. Terlepas dari perbedaan antara perolehan botol dengan lobang besar dan kecil, yang lebih penting adalah penuangan air sedikit demi sedikit akan menjadikan air yang tertampung dalam botol akan lebih banyak dari pada sebelumnya. Ini menjadi bukti bahwa belajar sedikit demi sedikit secara rutin akan memastikan ada lebih banyak materi yang terserap ke dalam otak.

Adapun pendapat bahwa kepandaian dan kebodohan merupakan takdir tuhan adalah tidak sepenuhnya benar. Ingat kisah seseorang yang belajar dari batu? Batu yang besar dan keras sekalipun akhirnya bisa dikalahkan dengan tetesan air yang terus menerus. Ini juga menegaskan bahwa kebodohan dapat dihilangkan dengan usaha yang kontinyu. Disamping kalau kita bersandar pada ajaran agama bahwa tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak berusaha mengubah nasibnya sendiri, maka masalah ini sudah jelas solusinya.

Kembali ke … masalah belajar. Dari pembahasan (yang mungkin membosankan) tadi, kita bisa menarik kesimpulan dan memantapkan langkah dalam belajar. Antara lain bahwa sebisa mungkin belajar jangan hanya pada saat mendekati ulangan/tes semester/ujian nasional saja, karena hal itu akan memperberat kerja otak dan tubuh kita yang selanjutnya bisa membahayakan kesehatan sekaligus membahayakan nilai belajar kita. Jika ingin memulai perubahan dalam belajar cobalah sedikit demi sedikit, termasuk dengan cara selang-seling antara cara belajar 2, 3, atau 5 yang mungkin terasa lebih relax dan lebih memotivasi untuk senantiasa belajar dan juga mengurangi kejenuhan. Always keep in mind (inga’-inga’) bahwa when there is a will there is a way (dimana ada kemauan disitu ada jalan), atau orang arab bilang man jadda wajada (siapa giat akan berhasil).

(sumber: artikel dari Koran Suara Merdeka Minggu, 20/02/2005)

Keep trying, studying, praying for your success Bro…!


Aksi

Information

3 responses

26 09 2012
tiara moets

alhamdulillah,,terima kasih atas info nya ,,,sangat membangun saya untuk belajar dengan semangat…

10 08 2010
adji

postingannya bagus , membuat timbul rasa semangat belajar lebih besar.
terima kasih.

22 04 2009
ukhtifillah

ayo my teacher’s terus menulis yach………….

Tinggalkan komentar